PD. IPHI Batubara Apresiasi Jamuan Makan Malam Jemaah Haji Asal Batu Bara di Snood Al Huda Mekkah
0 menit baca
Makkah | jelajahisumut.com, Sebelum tawaf Wada' dilaksanakan sebagai perpisahan untuk pamit meninggalkan Baitullah penuh kerinduan dan tangisan air mata. Hal ini juga terjadi pada penasehat PD. IPHI Batubara yang juga Ketua KBIHU Al Mukhlisin Dr. H. Muhammad Nasir, Lc MA didampingi Al Ustaz H.Khairul, Senin (16/06/2025).
Selanjutnya dilantai M Snood Al Huda Mekkah "mengundang jemaah haji Batubara/ Petugas Haji dan PHD kloter 12/KNO acara "Jamuan Makan Bersama".
Jamuan makan bersama yang kita laksanakan bertujuan mempererat hubungan antar jemaah dan memberikan suasana santai dan sarana untuk saling berbagi pengalaman serta kesan dalam beribadah ditanah suci, ujar Penasehat PD. IPHI Batubara Dr. H. Muhammad Nasir.
Acara ini momen bentuk kesyukuran dan ucapan selamat melaksanakan prosesi haji atas uji kepatuhan kepada Allah sebagai perjalanan spiritual untuk menjadi kesetaraan dan hakikat diri manusia dihadapannya serta terwujudlah haji mabrur setelah kembali ketanah air.
Disamping itu pula, ketika koresponden melalui whatsaap menghubungi Ketua PD. IPHI Batubara H. Bakhtiar Mogaza, S.Pd M.Hum bersama H. Nashrullah, S.Pd di Kabag Kesra Pemkab Batubara atas acara syukuran jemaah Batubara kloter 12/KNO yang digelar di Mekkah, menyatakan positif thinking yang diprakarsai Dr. H. Muhammad Nasir, MA dalam menebar nilai-nilai ke-IPHI-an merajut kebersamaan yang secara legalitas harus dipertahankan kemabruran.
Sabda Rasulullah ini bukan sekedar janji eskatalogis, tapi penanda kualitas haji tidak hanya diukur dari keberangkatan dan kepulangan yang disambut keluarga, melainkan pada transformasi hidup setelahnya.
Ø§Ù„ØØ¬ المبرور ليس له جزاء الا الجنة(رواه البخاري ومسلم)
Sayangnya, jemaah haji kita masih ada memaknai kemamburan secara sempit sebagai keberhasilan melaksanakan seluruh rukun dan wajib haji secara sah.
Pada hal para Ulama sejak lama menegaskan bahwa haji mabrur bukan sekedar status hukum fikih,melainkan cerminan perubahan Akhlak dan orientasi hidup.
Dalam kerangka ini, haji mabrur adalah haji yang berdampak, yakni bukan hanya pada diri tetapi juga pada lingkungan sosial dan bahkan ekologis, tandasnya secara sistematik.
Maka, "kemabruran" bukanlah titik akhir dari ibadah haji, tapi titik balik menuju kehidupan yang lebih bermakna sebagaimana ditekankan dalam kerangka" مقاصد الاءشعرية".
Seharusnya nilai nilai itulah yang harus terbawa pulang dalam hidup yang dipraktek sehari hari.Seorang yang kembali dari haji semestinya lebih jujur dalam bekerja sesuai tupoksi yang diamanahkan ,lebih empatik terhadap sesama dan lebih aktif menebarkan nilai kebaikan ditengah masyarakat.
Ia juga tampil sebagai pribadi yang menyejukan dan diandalkan dalam konteks uswatun hasanah, menolak ketimpangan, penyimpangan dan ketidak jujuran serta prilaku adil dan mengedepankan dialog dalam persoalan. Dengan kata lain kemabruran adalah merupakan internalisasi nilai nilai Islam dalam struktur kehidupan sosial yang nyata dan juga menyintuh dimensi ekologis. (red),