BREAKING NEWS

Rahmat Nur: Semangat Pahlawan di Era Modern


Jelajahisumut.com, Para pahlawan dulu berjuang melawan penjajahan fisik. Kini, perjuangan kita adalah melawan kemalasan, pesimisme, dan perpecahan. Mereka menumpahkan darah di medan perang, sedangkan kita dituntut untuk menumpahkan keringat di medan pengabdian.

Menjadi pahlawan masa kini berarti berani berbuat jujur di tengah godaan korupsi, bekerja ikhlas di tengah keterbatasan, dan berpikir maju di tengah arus pesimisme.
Itulah wajah baru perjuangan — perjuangan yang membangun, bukan menghancurkan.

Indonesia Maju: Bukan Sekadar Slogan Visi Indonesia Maju bukan hanya jargon politik. Ia adalah cita-cita kolektif yang menuntut keterlibatan semua elemen bangsa: pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat.

Indonesia memiliki potensi luar biasa. Lebih dari 270 juta penduduk dengan sumber daya alam yang melimpah, posisi strategis di jalur perdagangan dunia, dan kekayaan budaya yang tak ternilai.
Namun potensi itu hanya akan menjadi kebanggaan kosong jika tidak diolah dengan kerja keras, kedisiplinan, dan persatuan.

Untuk menjadi bangsa adidaya, kita tidak hanya perlu kuat secara ekonomi, tetapi juga unggul dalam moral dan karakter.
Sebab, bangsa besar bukan hanya yang kaya sumber daya, tetapi yang tinggi martabat dan integritasnya.

Gotong Royong: DNA Kekuatan Bangsa, Dunia mungkin menaklukkan ruang dan waktu dengan teknologi, tetapi Indonesia menaklukkan tantangan dengan gotong royong. Nilai yang diwariskan para pendiri bangsa ini menjadi kunci untuk menembus masa depan.

Dari kota besar hingga desa kecil, semangat gotong royong harus hidup kembali. Ketika petani membantu tetangganya panen, ketika siswa berbagi ilmu dengan temannya, ketika ASN bekerja melayani masyarakat dengan hati — di situlah Indonesia sedang bergerak menuju kemajuan.

Momentum Hari Pahlawan: Waktunya Sadar dan Bergerak, Hari Pahlawan bukan hanya upacara atau tabur bunga di taman makam. Ia adalah panggilan nurani bagi kita untuk bangkit dan menyalakan semangat juang baru.

Bangsa ini akan menjadi adidaya jika setiap warganya memiliki kesadaran bahwa “Pahlawan tidak harus terkenal, tapi harus berguna.”

Mari jadikan setiap langkah kita sekecil apa pun sebagai bagian dari perjuangan besar bangsa. Mulai dari disiplin bekerja, menjaga kebersihan lingkungan, hingga saling menghormati sesama. Karena perubahan besar selalu dimulai dari kesadaran kecil yang dilakukan bersama.

Indonesia Adidaya Dimulai dari Kita, Jika para pahlawan dulu percaya bahwa kemerdekaan bisa dicapai meski dengan bambu runcing, maka kita juga harus percaya bahwa kejayaan bangsa bisa dicapai dengan semangat yang sama: semangat pantang menyerah.

Indonesia tidak kekurangan sumber daya, tetapi sering kali kekurangan kesadaran.
Oleh sebab itu, Hari Pahlawan harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa.

Dari ruang kelas hingga kantor pemerintahan, dari pabrik hingga sawah, dari layar gawai hingga ruang media sosial, mari kita tularkan optimisme dan semangat juang. Bersatu, bekerja, dan berkontribusi sesuai bidang masing-masing.

Sebagai penutup, Negeri yang layak disebut Adidaya Menjadi negara adidaya dunia bukanlah tentang kekuasaan, tetapi tentang kebermanfaatan. Ketika rakyatnya sejahtera, pemimpinnya amanah, dan budayanya dihormati dunia, di situlah Indonesia layak disebut adidaya sejati.

Semangat Hari Pahlawan harus menyalakan tekad baru, bahwa perjuangan belum selesai, bahwa kita semua adalah penerus api juang itu. Karena kemerdekaan bukan tujuan akhir, ia adalah awal dari perjalanan panjang menuju Indonesia Maju. (Red), 
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image