Rahmat Nur: Jadikan Jalan Kaki sebagai Gaya Hidup Sehat dan Efisiensi Anggaran Negara
0 menit baca
Jelajahisumut.com, Mengembalikan budaya jalan kaki sebagai gerakan sederhana yang bisa menghemat anggaran negara dan menyelamatkan generasi sehat Indonesia. Ditengah meningkatnya angka penyakit tidak menular dan beban anggaran kesehatan yang kian membengkak, muncul satu gagasan sederhana namun bernilai strategis sekaligus mengembalikan budaya jalan kaki sebagai gaya hidup nasional.
Gagasan ini didorong oleh Rahmat Nur, ST seorang Aparatur Sipil Negara yang kini menempuh pendidikan Magister di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Karya, Sumatera Utara.
Melalui gerakan “Langkah Sehat Nusantara”, ia mengajak masyarakat dan pemerintah untuk menata ulang pola hidup, kebijakan kota, serta budaya bergerak masyarakat Indonesia.
“Jalan kaki bukan sekadar olahraga, tetapi bentuk kesadaran nasional bahwa bangsa yang kuat dimulai dari warganya yang sehat,” ujar Rahmat.
Selama ini, lebih dari 70 persen anggaran kesehatan nasional terserap untuk menangani penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, jantung, dan hipertensi, penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup pasif dan kurang gerak.
Padahal, menurut World Health Organization (WHO), berjalan kaki 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kronis hingga 50 persen.
"Jika separuh penduduk Indonesia membiasakan diri berjalan kaki, negara ini bisa menghemat triliunan rupiah dana pengobatan yang selama ini terserap untuk penyakit gaya hidup,” tegas Rahmat.
Gerakan jalan kaki bukan hanya urusan kesehatan pribadi, tetapi merupakan strategi nasional untuk efisiensi fiskal, peningkatan produktivitas, dan ketahanan sosial.
Anggaran kesehatan yang selama ini tersedot untuk pengobatan bisa dialihkan untuk pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan inovasi ekonomi rakyat.
Meneladani Negara-negara maju seperti Jepang, Belanda, dan Swiss telah membuktikan bahwa kemajuan tidak hanya diukur dari teknologi dan industri, tetapi dari kedisiplinan warganya untuk hidup aktif dan peduli lingkungan.
Di kota-kota seperti Tokyo, Amsterdam, dan Zurich, budaya berjalan kaki menjadi bagian dari sistem kehidupan. Warga berjalan menuju halte, kantor, atau pusat belanja — didukung trotoar luas, aman, dan hijau.
Hasilnya, masyarakat mereka lebih sehat, produktif, dan bahagia.
Indonesia pun bisa menuju arah yang sama dengan memulai dari kebijakan kecil yang menyentuh keseharian masyarakat.
Manfaat Berlapis bagi Bangsa Mendorong budaya jalan kaki berarti menanamkan gaya hidup sehat yang murah, merakyat, dan berdampak luas.
Manfaatnya nyata di berbagai aspek:
1. Kesehatan: menurunkan risiko penyakit kronis, meningkatkan imunitas, dan menjaga kebugaran tubuh.
2. Ekonomi: menekan biaya pengobatan nasional, menghemat bahan bakar, dan memperkuat daya beli masyarakat.
3. Lingkungan: menurunkan polusi udara dan konsumsi energi fosil.
4. Sosial: mempererat interaksi warga dan membangun kota yang ramah manusia.
5. Produktivitas: tubuh yang sehat melahirkan tenaga kerja yang fokus, kreatif, dan kompetitif.
Arah Kebijakan Publik yang Diperlukan Untuk menjadikan jalan kaki sebagai budaya nasional, Rahmat mengusulkan agar pemerintah mengambil langkah strategis:
1. Menetapkan program “Indonesia Melangkah Sehat” di bawah koordinasi lintas kementerian: Kemenkes, Kemendagri, dan Kemenhub.
2. Mewajibkan pembangunan trotoar ramah pejalan kaki di setiap kota dan kawasan pendidikan.
3. Menerapkan “Hari Nasional Tanpa Kendaraan Bermotor” minimal satu kali dalam sebulan di kota-kota besar.
4. Mendorong ASN dan pelajar menjadi teladan lewat program “10.000 Langkah Sehari.”
5. Mengintegrasikan gerakan jalan kaki dalam kurikulum sekolah, kegiatan keagamaan, dan kampanye sosial.
"Gerakan jalan kaki harus menjadi gerakan nasional, bukan seremonial. Ia harus hidup dalam tata ruang kota, budaya kerja, hingga pola pendidikan anak-anak kita,” ujar Rahmat.
Langkah Kecil, Dampak Besar untuk Indonesia memiliki kekayaan budaya yang menanamkan nilai disiplin, gotong royong, dan kesederhanaan — semua nilai ini sejalan dengan filosofi jalan kaki: bergerak bersama menuju tujuan yang baik.
“Perubahan besar bangsa ini tidak selalu dimulai dari proyek besar. Kadang cukup dengan langkah kecil yang dilakukan secara konsisten oleh banyak orang,” tutur Rahmat.
Melalui gerakan “Langkah Sehat Nusantara,” Rahmat berharap pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat luas bersatu dalam visi baru mewujudkan Indonesia Sehat, Produktif, dan Efisien Anggaran satu langkah demi satu langkah. (Red),